Translate

Minggu, 16 November 2014

Museum Taman Prasasti Jakarta

Sejarah Museum
Museum Taman Prasasti pada awalnya adalah sebuah taman pemakaman umum kuno yang telah berdiri sejak masa penjajahan zaman Belanda.  Taman pemakaman umum ini beroperasi sejak tahun 1759, yang berlokasi di tengah kota Batavia. Dahulu pemakaman ini disebut dengan Kebon Jahe Kober. Taman pemakaman ini pada awalnya di peruntukkan bagi  kaum bangsawan dan para pejabat tinggi Belanda pada masa VOC berkuasa di tanah Batavia. Seiring dengan berjalannya waktu, Kebon Jahe Kober juga digunakan untuk pemakaman umum, terutama untuk mereka kaum nasrani.
Sejak tahun 1957 tepatnya beberapa tahun setelah masa kemerdekaan Republik Indonesia, taman pemakaman ini ditutup dan di lakukan pemugaran oleh para budayawan dan kaum arkeolog, untuk di alih fungsikan sebgai sebuah museum. Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin yang menjabat sebagai gubernur masa itu, meresmikan taman pemakaman ini sebagai museum, yang di buka untuk umum dua tahun setelah berlangsungnya proses pemugaran besar- besaran itu.
Sekarang Museum Taman Prasasti berdiri kokoh sebagai situs peninggalan zaman Belanda yang tiada duanya. Keindahan ukiran si setiap batu tulis dan patung patung malaikat bersayap, menjadi cirikhas dan daya tarik tersendiri yang tiada duanya. Kini museum yang berlokasi di Jalan Tanah Abang I, Jakarta Pusat, ini berada di bawah naungan dan management Museum Sejarah Jakarta sejak tahun 2003 silam.

·        Lokasi Museum
Musum Taman Prasasti berlokasi tepat diapit oleh kedua kantor instansi pemerintah wialayah Jakarta Pusat, yakni kantor Walikota Jakarta Pusat dan Kantor Perpustakaan Umum Daerah Jakarta Pusat. Dahulu komplek pemakaman kober Kebon Jahe ini meliputi juga luas wilayah kantor walikota dan kantor perpustakaan. Namun sejak adanya pemugaran dan pembangunan daerah, wilayah museum taman prasasti ini di perkecil, begitu juga prasasti prasasti niasan yang ada disana juga ikut di pindahkan, dan kemudian dibangun lah kedua kantor instansi pemerintah tersebut di kedua sisinya.
Museum Taman Prasasti berlokasi tepat di jantung ibukota Jakarta, museum seluas ..... hektar ini berada di Jalan Tanah Abang I, jika di tempuh menggunakan kendaraan umum, bisa menggunakan angkutan umum nomer 51/52 dan turun di Jalan Tanah  Abang I, dilanjutkan dengan berjalan kaki kurang lebih 100 meter. Bisa juga menggunakan angkutan bajaj atau taxi ke arah Jalan Tanah Abang I. Jika di tempuh menggunakan kedaraan pribadi, dapat mengambil Jalan Medan Merdeka Barat ke arah utara, memutar kekiri dan belok ke kanan ke arah jalan Tanah Abang I. Lokasi yang mudah di jangkau dari manapun, dan dekat dengan tempat rekreasi terbesar di jakarta, Monas, membuat museum ini seharusnya bisa di kunjungi oleh para wisatawan dengan mudah. Namun karena kurangnya promosi dan iklan, Museum Taman Prasasti lebih sepi dan sedikit pengunjung di bandingkan dengan museum kebanyakan.
·        Promosi dan Periklanan Museum
Museum Taman Prasasti yang kini berada dibawah naungan pihak  Museum Sejarah Jakarta, dijadikan satu iklan di pamflet atau promosi lainnya dengan museum sejarah jakarta. saat ini Museum Taman Prasasti hanya mempromosikannya dengan menggunakan pamflet, flayer, dan poster - poster untuk ajang promosi dan perikanannya.

·        Program Museum
Program yang di tawarkan pada museum ini ada satu program besar tahunan yang di khususkan untuk mereka anak anak sekolah dasar. Didalam program ini, para peserta akan di perkenalkan dengan museum taman prasasti secara edukatif dan menarik, diputarkan juga film dokumenter tentang museum di runag auditorium, dilanjutkan dengan permainan amazing race yang di lakukan di lingkungan museum prasasti ini. Program ini hanya di khususkan untuk mereka yang duduk di bangku SD. dan bagi orang dewasa dan remaja sayangnya belum ada program dilakukan. Tiket masuk museum ini sangat murah, Rp. 2000 untuk anak anak, Rp. 3000 untuk mahasiswa dan Rp. 5000 untuk orang dewasa. Museum Taman Prasasti buka setiap hari dari jam 9 pagi sampai dengan jam 3 sore.

             Koleksi Museum

Bicara tentang koleksi yang ada di museum ini, jika di lihat dari nama museum nya saja, kita pasti sudah langsung mengetahui koleksi apa yang di pamerkan. Ya, ratusan prasasti dan nisan yang ada di museum ini memang menjadi koleksi yang diunggulkan oleh museum ini. mulai dari makam istri Gubernur Rraffles, batu nisan soe hok gie, hingga prasasti nisan Dr. J.L.A. Brandes yang dinobatkan menjadi bapak pendiri lembaga arkeologi di Indonesia pertama, menjadi master piece dari koleksi yang dimiliki oleh museum taman prasasti. Ada pula prasasti nisan dan Adrian Osstwalt, Direktur Jendral VOC. Hampir semua koleksi prasasti nisan yang ada di Museum ini bertuliskan dengan bahasa Belanda, beberapa ada yang beraksara Cina dan Jepang. Tidak lupa, dua kereta jenazah yang digunakan pada masa lalu untuk mengantar jenazah  ke pemakaman di display apik di depan pintu masuk museum. Dan satu lagi kereta jenazah yang ada di dalam, di display dengan menggunakan cungkup bernuansa bangunan Joglo.


·        Type Museum
 Berdasarkan koleksi museum ini dapat dikatakan sebagai museum History. Karena di dalamnya terdapat prasasti nisan yang menjadi saksi bisu sejarah negeri ini, terutama sejarah Jakarta di masa lalu.
Berdasarkan pengelolaannya, museum ini dibiayai dan dijalankan oleh pemerintah daerah, dinas pariwisata dan kebudayaan yang mengelola museum ini.

Berdasarkan fungsi, museum ini memiliki fungsi yang besar dalam bidang sejarah dan sosial. Ini menjadikan museum taman prasasti sedikit berbeda dengan kebayakan museum lainnya dengan fungsi sosial. Karena museum ini secara tidak langsung mengingatkan kepada para pengunjung, bahwa dimasa depan nanti cepat atau lambat kita akan merasakan mati

      Pengunjung Museum
Pengunjung Museum Taman Prasasti ini bisa di bilang sepi akan turis lokal maupun manca negara. Dalam sehari hanya ada sekitar 12-15 tursi yang datang perhari. Info ini saya peroleh dari kepala Museum Taman Prasasti yang sempat berbincang dengan saya.
Biasanya yang mengunjungi museum ini adalah orang dewasa kebanyakan, dengan rentang usia rata rata 14 s.d 50 tahun. Bagaimana tidak, muesum ini memang kurang menarik bagi mereka anak anak yang menginginkan keceriaan di dalam museum. Saya sempat meweancarai beberapa pengunjng yang saya temui disini. Berikut hasil yang saya peroleh

Nama                    : Natalia & Hasan
Usia                       : 23 & 25 tahun
Asal                       : Sumur batu, Jakarta Pusat
Pekerjaan             : Kryawan Swasta

Apa alasan anda berkunjung ke museum ini ?          
“Ingin mengetahui dalamnya  Museum Taman Prasasti aja, karena kita sering banget lewat sini, tapi kita belom pernah masuk dan belom pernah tau dalemnya tuh kaya gimana. Makin penasaran aja. Makanya sekarang ada waktu aku sempetin buat main kesini”

Selain untuk ingin tahu, informasi apa yang ingin anda dapatkan dari museum ini?
“engga sih kita Cuma pengen main aja. Itung - itung jalan - jalan sekalian nambah pengetahuan aja sih”
Akses untuk ke museum ini dapat dijangkau dengan mudah atau tidak?

“kalo aku sih gampang yah. Karena kan udah sering lewat sini juga dan udah tau juga. tapi kalo orang lain yg belum tau kayaknya cukup bingung yah. Ditambah lagi yang letaknya agak masuk ke dalam ini. terus kalo naik angkot juga ga ada angkot. Paling harus naik bajaj”

Dengan harga tiket Rp. 5000 mahal tidak?
“engga sih, ya wajar lah. Cuma kalo saran kita sih ya supaya di naikin aja harganya, itung itung buat fasilitas disini biar lebih baik lagi. Dinaikin jaid 10 ribu atau 15 ribu juga ga papa”

Bicara tentang fasilitas, menurut anda fasilitas di museum ini layak atau tidak? Dan apa saja fasilitas yang perlu di tambahkan disini?
ya beginilah museum di Jakarta. asal ada toilet buat buang air sih aku udah cukup. Cuma kalo yang lain ga tau deh”

Nama                    : Hatem
Usia                       : 52 tahun
Asal                       : Amsterdam, Belanda
Pekerjaan             : -

Apa alasan anda berkunjung ke museum ini ?          
“ini adalah kali kedua saya berkunjung ke museum ini. Dahulu 3 tahun lalu saya pernah berkunjung kesini dengan keluarga saya. Saya sangat tertarik dengan museum ini yang begitu indah dan asli. Seperti berada benar di taman pemakaman yang ada di negara saya”

Apa hal yang menarik dari museum ini, hingga anda sudah dua kali berkunjung kesini?
“hal yang membuat saya tertarik adalah banyak sekali. Mulai dari suasananya yang sepi dan tenang. Tidak seperti museum lain yang saya pernah kunjungi di Jakarta dan di negara lain, disana begitu ramai dan penuh dengan kebisingan. Saya lebih suka ketenangan ditengah keheningan, karena itu dapat membantu saya mecari inspirasi dan menyegarkan otak”

Akses untuk ke museum ini dapat dijangkau dengan mudah atau tidak?

“cukup mudah. Karena saya tinggal berjalan kaki. Saya habis berkunjung dari Galeri Nasional, kemudian memotong jalan melewati kawasan
Monumen Nasional, kemudian saya melewati Museum Nasional, dan langsung sampai disini. Saya berjalan kaki hingga bisa sampai disini, dan menggunakan GPS di telpon pintar saya agar tidak tersesat”
menurut anda fasilitas di museum ini layak atau tidak? Dan apa saja fasilitas yang perlu di tambahkan disini?

“saya rasa sudah cukup. Karena pada dasarnya saya tidak suka dengan keramaian dan kebisingan. Saya lebih menyukai museum ini apa adanya dan seperti ini. seolah kita pengunjung di bawa kembali kesebuah taman pemakaman yang menawarkan sejuta suasana seperti aslinya”

Bagaimana dengan penambahan fasilitas yang berbau teknologi canggih dan lainnya seperti pada museum museum yang modern disana?
“saya tidak setuju. Museum lain memang di design dengan penuh teknologi canggih sperti LCD dan LED TV serta sound system yang canggih, karena untuk tujuan museum itu memberi hiburan dan keramaian. Dan museum ini tidak bisa di samakan dengan museum yang lain”

Kebanyakan dari tulisan di dalam prasasti yang ada di museum ini berbahasa Belanda. Itu berarti anda dengan mudah dapat membaca dan mengenali arti-arti disetiap tulisan yang ada di dalam prasasti disini?
“tentu saja. Saya dapat mengerti cerita di atas prasasti ini. membuat saya lebih mengetahui bahwa dahulu bangsa saya menjajah Indonesia begitu lama. Dan ini juga mengingatkan saya akan pahlawan pahlawan dari negara saya”







 Fasilitas Museum
Museum ini, memiliki dua bagian wilayah, yaitu outside museum dan inside museum. Walaupun sebagian besar koleksi museum ini berada di daerah ruangan terbuka, Museum Taman Prasati juga memiliki bagian indor museum. Di bagian indor museum, kita dapt menjumpai beberapa fasilitas seperti control room yang berteknologi canggih dengan cc tv nya, ruang auditorium, ruang pembelian tiket, toko cindera mata, kantor, dan toilet.

 Di bagian outdor museum tentu saja semua koleksi prasasti di tata rapih di atas taman nan rindang. Pepohonan yang tumbuh besar, seolah telah berumur ratusan tahun berdiri kokoh membuat seuasana outside museum taman prasasti menjadi lebih asri dan rindang. Tempat duduk - duduk juga tersedia untuk para pengunjung yang ingin melepas lelah sejenak setelah berkeliling taman. Tempat sampah, speaker pengumuman, kamera cctv, semua tertata rapi di museum ini. Tidak lupa di museum ini juga tersedia jalanan untuk mereka yang menggunakan kursi roda, sehingga juga dapat ikut merasakan indahnya museum taman prasasti ini. yang sangat di sayangkan adalah, museum ini tidak disediakan tempat ibadah kecil seperti musolah, tidak adanya tabung gas pemadam kebakaran, tidak adanya lahan parkir untuk kendaraan bermotor roda dua maupun roda empat, dan bahkan tidak ada label yang menceritakan dan menjelaskan cerita/kisah/deskripsi di setiap prasasti nya, yang membuat pengunjung kurang mengetahui dan bahkan pulang dengan tidak membawa informasi bermanfaat apapun setelah berkunjung museum ini.

·        Management Museum
Museum Taman Prasasti berada di bawah naungan Museum Sejarah Jakarta. di biayai sepenuhnya oleh pemerintah. Kepala museum yang bertugas di Museum Taman Prasasti adalah M.O.D dari Museum Sejarah Jakarta. kebetulan sekali saya berkesempatan untuk berbincang dengan bapak Bayu, Kepala Museum Taman Prasasti, yang merupakan lulusan dari Universitas Padjajaran Bandung, konsentrasi Museologi.
“Saya di tugaskan disini baru beberapa bulan lalu. Banyak keinginan saya untuk memprmosikan dan memajukan museum ini dengan program program ungulannya, agar museum ini rame dengan pengunjung. Termasuk promosi menggunakan internet yang sekarang sedang marak dikalangan anak muda”
Begitulah ucapnya ketika saya bertanya mengapa museum ini begitu sepi dengan pengunjung. Dapat berbincang dan menikmati secangkir air dingin yang disajikan oleh pengurus museum membuat saya sangat merasa di hargai sebagai pengunjung museum, setelah bliau mengetahui bahwa saya adalah mahasiswa Arkeologi Universitas Indonesia. Bapak Bayu juga mengajak saya berkeliling Museum taman prasasti dan banyak pula beliau menjelaskan tentang sejarah museum ini, hingga arti dan sejarah dari koleksi prasasti yang ada.

·        Perawatan Museum
“Perawatan yang di lakukan oleh museum ini harus lebih ekstra dan berkala di lakukan, karena untuk menjaga agar ukiran di setiap prasasti tetap terjaga bentuknya”
Begitulah yang di utarakan oleh bapak kepala museum taman prasasti. Perawatan museum mulai dari penyambungan prasasti yang telah pecah, menjaga agar tidak lumutan, pelapisan cat setiap 3 bulan sekali, dan perawatan taman, agar tidak ada rumput – rumput liar beserta ilalang yang tumbuh di lingkungan museum taman prasasti. Tidak jarang banyak prasasti yang harus di lakukan pengecatan berlapis - lapis agar tetap kokoh dan tidak mudah pecah karena cuaca.
“Begitulah rumitnya merawat koleksi museum yang ada di ruangan terbuka. Karena akan sering terkena hujan, dan terik matahari” ucap Bapak Bayu.



NOTE : Tulisan di atas ini adalah hasil kunjungan singkat saya @abydimass ke Museum Taman Prasasti Jakarta. Dibuat khusus untuk memenuhi UTS mata kuliah SCIENCE OF MUSEOLOGY, ARKEOLOGI UNIVERSITAS INDONESIA. Tulisan di atas, hanya ulasan singkat yang saya kutip dari hasil tugas saya yang sebenarnya. Serta belum  Melalui Proses Editing, seperti Konten, Isi, Penulisan nama, Tanda baca, Ejaan, Besar kecil huruf, susunan kata, kalimat baku, dll. sumber foto dokumentasi pribadi IG : @abydimass