Translate

Senin, 01 Juli 2013

Kembalikan Senyumku....



Dan hari itu menjadi hari yang terindah bagi ku.. Bersamanya memberikan rasa nyaman yang tiada terbilang yang tidak pernah ku rasakan sebelumnya dengan orang lain. Di dekapnya. Di peluknya…

senyumnya yang indah ketika menatap ku, masiih terekam jelas di dalam memori ini. Digeggamnya tangan ku dan tak pernah di lepasnya selama aku dan dia di arena ice skate itu. Perhatiannya sungguh membuat ku luluh akan kepribadiannya.. 

suasana itu, oh sungguh membuat diri ini tak kuasa menahan air mata.. Disini, di tempat ini diriku dan dirinya dulu memulai hubungan itu. Menjadi tempat yang memiliki arti bagi ku. Entah baginya apa…..
kali itu pertamakalinya aku berkencan dengannya. Hanya berdua. Dan disanalah kami memulai semuanya.  Dirinya yang berani menyatakan perasaan kepadaku setelah selama ini yang hanya melihat ku dari kejauhan  3 bulan belakangan.
Menjalani hari-hari bersama, memperhatikan satu dengan yang lainnya, bercanda tawa. Membayangkan keindahan keindahan di masa depan dengannya. Hari demi hari kami lewati dengan penuh warna dan berjuta kenangan manis romansa remaja yang sedang di landa mabuk asmara.
Menkmati segelas vanillalate di taman kota itu.
Menikmati indahnya suasana Kota Metropolitan berdua dengannya. Romantisme malam hari yang kental, di tambah dengan lampu lapu indah yang menghiasi gedung gedung bertingkat pencakar langit di kota Jakarta, serta pancaran lampu sinar dari mobil dan motor yang seolah tidak ingin kalah untuk ikut merasakan romantisnya malam itu. 

Melindungi ku di tengah derasnya hujan yang turun… 
Memeluk ku seolah menghilangkan rasa ketakutan ku dari suara petir dan halilintar yag menggelegar di hujan malam itu.
“ini begitu indah”.
” Dan aku selalu berdoa kepada tuhan agar kita selamanya”
Ucapku dengan sering di hadapannya. 
Dan dirinya selalu membalas dengan senyumannya yang memesona, serta mata tajamnya yang seolah berkata untuk selalu setia kepada ku.
Nyaman. Sungguh nyaman. Sungguh membuat hatiku merasa tentram.

Ini tempat kami. Dan Ini adalah spot favorit kami berdua. Dia yang selalu membuatku semangat di kala aku jenuh dalam pelajaran di sekolah. Hanya dia yang mampu meredam tangisku ketika aku di tengah segelumbang masalah yang mengikat. Dan hanya dia yang mampu melarang diriku untuk tidak makan mie instan sering-sering.
“Sungguuh aku takkan melepasnya”
Bisik ku dalam hati.
Ku kira inilah nikmatya cinta. Ku kira inilah indahnya kasih. Namun semua itu semu. Entah diri ini yang salah, atau dirinya. 
Hubungan ini sengaja diakhirinya. …
Fikir ku, perseligkuhan itu bukan cara yang tepat untuk mengakhiri semua ini. 
Namun apa daya. Semua itu telah terjadi. Dan aku mengetahuinya setelah kejadian itu 2 minggu berjalan.
Perih. Sunggguh perih. Mungkin kalian bisa bertanya kepada airmataku ini jika ingin mengetahuinya lebih dalam.
Dan malam itu penderitaan tak berujung ini di mulai.
“ya Tuhan. Apa yang harus aku lakukan..”
Sempat merasakan diri ini seperti tak bernyawa. Hanya raga sajalah yang bergerak.
Beribu sahabat mengataan kepadaku untuk melihat masadepan. Tapi apa yang bisa aku lakukakn.. aku hanyalah seorang manusia biasa yang memiliki hati dan perasaan yang memiliki porsi normal. Sekarang diri ini bagaikan di ajak melayang tinggi, dan kemudian di hempaskannya ke bumi dengan cepat dan tidak berperasaan.
Ternyata ribuan tetes airmata ini tidak serta merta membuat dirinya melihat ku seperti dulu lagi.. aku benar benar sudah menjadi anai-anai yang sudah tak terlihat dengannya. Tahun ini sudah menjadi tahun ketiga aku menangisinya. Dan solah diri ini Tidak peduli akan dirinya yang mengetahuinya atau tidak.
Mungkin kalian bilang aku telah gila. Aku adalah orang bodoh. Atau apalah mereka bicara. 
Itu terserah kalian. Yang perlu kalian tahu, inilah perasaan hatiku yang sebenarnya.
Hanya dia yang mampu membuatku tersenym indah. Hanya dirinya yang mampu membuat hari hariku berwarna. 
Kini setelah ia meninggalkanku semuanya menjadi abu-abu. Bahkan hitam gelap, kelam tak bercahaya.
“apa kita tidak bisa seperti dulu lagi?”
Itu adalah pintaku kepadanya, yang  sering ku sebutkan di beberapa social media yang aku punya. Berharap dirinya membaca klimat itu….,
Atau setidaknya satu jam saja izinkanlah aku merasa, menikmati, mengenang yang pernah ada,  kenangan dan perjalanan panjang  yang tekah kita lewati bersama dahulu... 
Ah.. namun rasanya tak mungkin. Tapi kini tak mungkin lagi. Katamu semua sudah tidak berarti.. dan satu jam saja, itupun sudah tidak mungkin. Tidak mungkin lagiii..
Oh inikah penderitaan yang tiada berujung?
Memang hidup ini tidak sebatas cinta. Namun apakah hidupku ini akan sama seperti dulu ketika cinta sudah tidak ada pada diri ku…
Kembalikanlah senyumku yang dulu…..
#FND

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.